Pages

CERITA GELAS KERAMIK Siap Kirim Ke CIPETE WA: 0812 9038 9038

CERITA GELAS KERAMIK Siap Kirim Ke CIPETE WA: 0812 9038 9038

r />






https://api.whatsapp.com/send?phone=+6281290389038&text=Halo,%20Mau%20Tanya%20Tentang%20MUG%20Dung....


Alkisah di suatu hari sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah warung souvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju terhadap sebuah gelas keramik yang menawan.

“Lihat gelas itu,”kata si nenek terhadap suaminya.”Kamu benar, inilah gelas keramik yang tercantik yang pernah saya lihat” ujar si kakek. Dikala mereka mendekati gelas itu, tiba-tiba gelas yang dimaksud berdialog.

“Terima beri untuk perhatiannya, perlu dikenal bahwa saya dulunya tak indah. Sebelum menjadi gelas yang dikagumi, saya hanyalah seonggok tanah liat yang tak bermanfaat. Melainkan suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan dekil melempar saya ke sebuah roda berputas. Kemudian dia mulai memutar-mutar saya sampai saya merasa pusing. Berhenti! Berhenti! Saya berteriak, tapi orang itu berkata “belum!” lalu dia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Berhenti! Berhenti! Teriakku lagi.

Melainkan orang ini masih saja meninjuku tanpa menghiraukan teriakanku. Malahan lebih buruk lagi dia memasukkan saya kedalam perapian. Panas! Panas! Teriakku dengan keras. Berhenti! Cukup! Teriakku lagi. Namun orang ini berkata “belum!” Kesudahannya dia mengangkat saya dari perapian itu dan memperbolehkan saya hingga dingin. Saya pikir, selesailah penderitaanku. Oh rupanya belum.

Sesudah dingin saya dikasih terhadap seorang wanita muda dan dia muulai mewarnai saya .Asapnya semacam itu memualkan. Berhenti! Berhenti! Saya berteriak. Wanita itu berkata “belum!”. Lalu dia memberikan saya terhadap seorang pria dan dia memasukkan saya lagi ke perapian yan lebih panas dari sebelumnya! Bantu! Hentikan penyiksaan ini! Sambil menangis saya berteriak sekuat-kuatnya. Namun orang ini tak peduli dengan teriakanku. Dia terus membakarku.

Sesudah puas “menyiksaku”, sekarang saya dibolehkan dingin. Sesudah benar-benar dingin, seorang wanita menawan mengangkatku dan menempatkanku dekat kaca. Saya mengamati diriku. Saya kaget sekali. Saya hampir tak percaya sebab dihadapanku berdiri sebuah gelas keramik yang demikian itu indah. Semuua kesakitan dan penderitaanku yang kulalui menjadi hilang tatkala kulihat diriku.

Tuhan inilah Ilahi menyusun kita. Pada dikala Ilahi menyusun kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. inilah satu-satunya sistem bagi-Nya untuk merubah kita agar menjadi indah dan memancarkan kemulian-Nya “Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, jika kau jatuh kedalam pelbagai pencobaan, karena kita tahu bahwa ujian kepada kita mewujudkan ketekunan.

No comments :

Post a Comment